Senin, 16 Maret 2009

Standard
DBMS(Database Management System) DBMS adalah perangkat lunak yang menangani semua pengaksesan database. Mempunyai fasilitas membuat, mengakses, memanipulasi dan memelihara basis data. Bahasa dalam DBMS 1. Data Definition Language (DDL) : Hasil kompilasi dari perintah DDL adalah satu set dari table yang disimpan dalam file khusus disebut data dictionary/directory. (DDL adalah bahasa yang dipakai untuk menjelaskan obyek dari basisdata seperti terlihat oleh pengguna(DBA, Programer, Pengguna Akhir). DDL dipakai untuk mendefinisikan kerangka basisdata(berorientasi pada tipe dari obyek basisdata). Versi Ansi mencakup Create table, Create index, Alter table, drop table, drop view dan drop index) 2. Data Manipulation Language (DML) :Bahasa yang memperbolehkan pemakai untuk akses atau memanipulasi data sebagai yang telah diorganisasikan sebelumnya dalam model data yang tepat.(bahasa yang dipakai untuk memanipulasi data. Misalnya untuk menambahkan data(Insert), memperoleh data(Select), mengubah data(update), dan menghapus data(Delete) obyek data dari basisdata. DML dipakai untuk operasi terhadap isi basisdata, jadi berorientasu pada occurrence basisdata. Secara dasar ada dua tipe DML : 1. Prosedural, yang membutuhkan pemakai untuk menspesifikasikan data apa yang dibutuhkan dan bagaimana untuk mendapatkannya contoh dbase III, foxbase 2. Non prosedural, yang membutuhkan pemakai untuk menspesikasikan data apa yang dibutuhkan tanpa menspesifikasikan bagaimana untuk mendapatkannya. Contoh SQL, QBE. Fungsi DBMS 1. Data definition, DBMS harus dapat mengolah pendefinisian data 2. Data manipulation, DBMS harus dapat menangani permintaan dari pemakai untuk mengakses data 3. Data security dan integrity, DBMS harus dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh DBA. (security dalam konteks basisdata diartikan sebagai perlindungan basisdata terhadap pembacaan, perobahan, atau perusakan oleh orang yang tidak berwenang). Berbagai aspek: 1. Aspek hukum, sosial, etika 2. Aspek kontrol fisik 3. Aspek kebijaksanaan 4. Aspek masalah operasinal 5. Aspek pengamanan operating sistem 6. Masalah yang berkait dengan basisdata sendiri Otorisasi Berbagai tingkat kewenagan access basisdata misal: 1. Tidak dibatasi pada semua relation dan semua operasi 2. Dibatasi pada beberapa bagian dari relation pada berbagai bentuk operasi 3. User boleh melihat semua/relation sebagian akan tetapi tidak boleh melakukan pembahasan 4. User boleh melihat rekord apa saja tetapi tidak boleh merobah 5. user dapat melihat rekord dan dapat merubah field tertentu Obyek data perlu dilindungi Ø Seluruh data daripada orang tak berwenang Ø Satu atau lebih tabel (File) Ø Satu atau lebih baris (Record) Ø Satu atau lebih kolom(Field) Integriti Integrity dalam konteks basisdata mempunyai arti ketelitian, kebenaran dan validitas Teliti: basisdata harus terlindungi terhadap pemuktahiran yang tidak benar yang disebabkan oleh kesalahan entry data, kesalahan operator ataupun program aplikasi, kesalahan sistem, dan lain-lain. Berkait dengan hal tersebut adalah masalah security yang berarti perlindungan basisdata terhadap operasi yang ilegal(unauthorized). Terhadap operasi legal(authorized) juga tetap harus diperhatikan integritas basisdata tersebut. Ketentuan integritas Komponen DBMS: Sub sistem integritas Fungsi: Ø Memonitor transaksi(khusunya operasi update) dan mendeteksi penyimpangan Ø Pada keadaan yang menyimpang, melakukan aksi yang sesuai(misalnya menolak operasi, melaporkan penyimpangan atau bahkan melakukan perbaikan) 4. Data Recovery dan Concurency Recovery Tidak ada sesuatu yang bekerja sempurna 100% sepanjang waktu, oleh karena dalam desain selalu menyertakan berbagai cek dan kontrol untuk mengurangi kemungkinan kesalahan, dan terlebih lagi dibutuhkan pula suatu prosedur untuk pemulihan kembali basisdata dari kemungkinan kesalahan yang terjadi diluar cek dan kontrol tersebut. Dari banyak sistem basisdata relasional hampir 10 persen dari pengkodean (program) yang ada didalam perangkat lunak sistem manajemen basisdata adalah berisi tentang prosedur recovery(pemulihan) dan merupakan bagian yang sukar. Recovery berarti pemulihan kembali basisdata pada keadaan terakhir yang diyakini benar setelah terjadi kesalahan(”Failure”). Recovery dengan demikian mempunyai implikasi penanganan suatu message. Berbagai kemunkinan kesalahan dalam basisdata.: 1. Error program(aplikasi/OS/DBMS) 2. Error hardware(peralatan,kanal,CPU) 3. Error operator 4. Fluktuasi tegangan 5. Kebakaran diruang komputer 6. Sabotase dan sebagainya. 7. Suatu transaksi dilaksanakan satu kali 8. Proses transaksi harus terpercaya(reliable) tidak boleh hilang. Konkurensi Pengertian: kemampuan pengendalian sistem basisdata untuk menghindari terjadi tabrakan dua atau lebih transaksi terhadap suatu obyek basisdata yang sama. 5. Data Dictionary(kamus data) DBMS harus dapat menangani kegagalan - kegagalan pengaksesan database yang dapat disebabkan oleh sesalahan sistem, kerusakan disk, dsb. (Kamus data adalah merupakan suatu metadata(superdata) yaitu data yang mendeskripsikan data sesungguhnya. Kamus data ini akan selalu diakses dalam suatu operasi basisdata sebelum suatu file data yang sesungguhnya diakses). Kamus data ini penting dan harus ada sebagai fasilitas didalam DBMS karena beberapa: 1. Pengguna harus dapat menemukan nama, definisi, arti, dan pemilik suatu data yang akan diproses. 2. Programmer harus dapat mengetahui nama yang benar dari suatu entiti, karakteristik penggunaannya, dan formatnya. 3. Perancang sistem dapat lebih waspada terhadap konversi penamaan, penggunaan, dan strukturnya. 4. Administrator basisdata harus dapat mengendalikan dan memonitor hak kewenangan pemakai data dan alokasi ruangan untuk data didalam peralatan storage yang ada. 6. Performance, DBMS harus menangani unjuk kerja dari semua fungsi seefisien mungkin. Komponen DBMS 1. Query Prosesor, komponen yang mengubah bentuk query kedalam instruksi kedalam database manager.(Query Prosesor: yang menerjemahkan perintah-perintah dalam query language keperintah low-level yang dapat dimengerti oleh database manager. Disamping itu, Query Processor akan mentransformasikan permintaan user ke bentuk yang lebih efisien sehingga query menjadi lebih efektif). 2. Database Manager, menerima query & menguji eksternal & konceptual untuk menentukan apakah record - record tersebut dibutuhkan untuk memenuhi permintaan kemudian database manager memanggil file manager untuk menyelesaikan permintaan (Database Manager : yang menyediakan interface antara data low-level yang ada dibasis data dengan program aplikasi dan query yang diberikan ke sistem). 3. File manager, memanipulasi penyimpanan file dan mengatur alokasi ruang penyimpanan disk. (File Manager : yang mengelola alokasi ruang dalam disk dan struktur data yang dipakai untuk merepresentasikan informasi yang tersimpan dalam disk. Sebenarnya Sistem operasi (Tempat dimana DBMS diaktifkan) juga memiliki modul File Manager. Tetapi File Manager di DBMS lebih difokuskan pada efisensi dan efektivitas penyimpanan). 4. DML Prosessor : Modul yang mengubah perintah DML yang ditempelkan kedalam program aplikasi dalam bentuk fungsi-fungsi. (DML Processor adalahmengkonversi perintah DML yang ditambahkan dalam sebuah program aplikasi ke pemanggilan prosedur ditambahkan dalam sebuah program aplikasi ke pemanggilan prosedur normal dalam bahasa induk. Precompiler ini akan berinteraksi dengan query processor). 5. DDL Compiler : merubah statement DDL menjadi kumpulan table atau file yang berisi data dictionary/ meta data. (DML Compiler adalah yang mengkonversi perintah - perintah DDL ke dalam sekumpulan tabel yang mengandung metadata(superdata). Tabel-tabel ini kemudian disimpan dalam kamus data). 6. Dictionary Manager, mengatur akses dan memelihara data dictionary PERBEDAAN TRADITIONAL FILE MANAGEMENT (FMS) DENGAN DATABASE MANAGEMENTSISTEM (DBMS) TRADITIONAL FILE MANAGEMENT 1. Bersifat program oriented 2. Bersifat kaku 3. Terjadi kerangkapan data dan tidak terjaminnya keselarasan data ( data inkonsistensi) DATABASE FILE MANAGEMENT (DBMS) 1. Bersifat data oriented 2. Bersifat luwes/fleksible 3. Kerangkapan data serta keselarasan data dapat terkontrol Keterangan : Program oriented ” Susunan data di dalam file , distribusi data pada peralatan strorage, dan organisasi filenya dipilih sedemikian rupa, sehingga program aplikasi dapat menggunakan secara optimal “ Data oriented ” Susunan data, organisasi file pada database dapat dirubah, begitu pula strategi aksesnya tanpa mengganggu program aplikasi yang sudah ada “. ARSITEKTUR SISTEM DATABASE Terbagi menjadi 3 tingkatan : 1. Internal level : ” Menerangkan struktur penyimpanan basisdata secara fisik dan organisasi file yang digunakan “. (Internal level Merupakan pandangan penyimpanan mendekati pada tingkat pandangan basisdata dalam menyimpan fisik.Disini diperlihatkan cara data disimpan dalam media penyimpanan harddisk misalanya meliputi berbagai hal seperti paging(blocking), clustering, indexing, dan lain sebagainya yang sangat berorientasi pada piranti keras komputer). 2. konseptual level ” Menerangkan secara menyeluruh dari basisdata dengan menyembunyikan penyimpanan data secara fisik “. Atau Konseptual level Merupakan pandangan masyarakat basisdata yang merupakan pandangan basisdata secara total keseluruhan. Schema Konseptual: Level konseptual adalah merupakan representasi dari seluruh informasi basisdata secara utuh: - Pandangan konseptual(abstrak dari data yang sesungguhnya tersimpan) - Tidak sama dengan fisik data tersimpan dan tidak sama dengan pandangan pengguna - Schema konsepsual biasanya terdiri atas: Ø Definisi dari berbagai tipe rekord secara konseptual Ø Disusun dengan menggunakan DDL konseptual Ø Independensi data merupakan syarat utama, dalam arti - Transparan terhadap struktur penyimpanan(storage) - Transaparan terhadap strategi access - Berisi hanya definisi dari data/informasi dalam basisdata 3. Ekternal level : ” Menerangkan View basisdata dari sekelompok pemakai. Ekternal level Merupakan pandangan individu masing-masing pengguna akhir(End user, manajer enterprise, operator, programmer, dan lain-lain). Dilevel ini merupakan bentuk yang paling dekat dengan logika pandangan masing - masing pengguna terhadap data yang tersimpan dalam basisdata. Pengguna pada level ini biasanya hanya berkepentingan pada sebagian (kecil) dari keseluruhan basisdata karena masing - masing pengguna melihat data didalam basisdata sesuai porsi aplikasi yang menjadi tanggung jawab wewenangnya saja. Pengguna pada level eksternal biasanya hanya berkepentingan pada hanya sebagian daripada data didalam basisdata. Contoh: Pengguna pada bagian kepegawaian berkepentingan pada occurrence dan tipe rekord Parts dan Supplier. Schema Eksternal: berisi definisi dari rekord-rekord dalam basisdata secara eksternal dan dikerjakan dengan external DDL sesuai lingkup kebutuhan pengguna bersangkutan. Berikut adalah skema yang menunjukkan keterhubungan antar komponen modul dalam DBMS dan juga hubungannya dengan para pemakai dan basisdatanya sendiri: Naive Programmer casual Database administrative User aplikasi user (DBA) Data Independence Merupakan salah satu kelebihan sistem database dimana DBA dapat merubah struktur storage dan strategi akses dalam pengembangan sistem database tanpa mengganggu program-program aplikasi yang sudah ada. Dapat dipastikan bahwa suatu basisdata akan tumbuh sesuai dengan kebutuhan pengguna berupa tambahan atribut maupun tambahan relation yang baru. Data akan digunakan dengan berbagai cara yang baru. Data akan digunakan dengan berbagai cara yang baru. Tuple(rekord) akan ditambahkan atau dihapuskan. Data item yang baru ditambahkan atau adapula data ite m yang dihapus karena tidak diperlukan lagi. Berbagai perubahan tersebut akan sangat sulit bila tidak ada independensi. Dengan independensi maka perobahan data atau struktur data tidak mempengaruhi program aplikasi yang sudah ada. Perlu diingat bahwa, pada situasi sekarang biaya perawatan program aplikasi mempunyai porsi yang sangat besar dibandingkan dengan biaya pengembangannya. Dengan mengurangi kegiatan perawatan aplikasi program maka biayanya dapat diturunkan. 2 Tingkat Independence 1. Physical data independence, yaitu perubahan internal shema dapat dilakukan tanpa mengganggu conceptual schema 2. Logical data independence, yaitu conceptual schema dapat dirubah tanpa mempengaruhi ekternal schema Alasan perlunya prinsip data Independence diterapkan pada pengelolaan sistem database: 1. Database administrator dapat merubah isi, lokasi dan organisasi database tanpa menggangu program aplikasi yang ada. 2. Vendor hardware dan software pengelolaan data bisa memperkenalkan produk-produk baru tanpa mengganggu program-program aplikasi yang telah ada. 3. Untuk memudahkan perkembangan program aplikasi 4. Memberikan fasilitas pengontrolan terpusat oleh DBA demi security dan integritas data, dengan memperlihatkan perubahn - perubahan kebutuhan user. Abstraksi Hubungan antara user pada DBMS dengan Physical Database DATABASE

0 komentar: