Senin, 16 Maret 2009

DBMS

Standard
I. PENDAHULUAN Sistem Informasi merupakan fundamen dari bangunan tekhnologi informasi dewasa ini. Sistem Informasi juga merupakan sumber penting dari organisasi yang ingin tetap eksis dan kompetitif. Bahkan menjelang millenium III ini kebutuhan akan informasi dan sistem-sistem pendukungnya semakin luas yang tentunya disesuaikan dengan konsumen informasi tersebut, seperti investor yang memerlukan informasi tentang keuangan dan prospek bisnis masa depan atau agen-agen pemerintah yang memerlukan informasi untuk membuat laporan-laporan keuangan serta aktivitas pengoperasian pajak atau kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya. Sistem informasi sebagai sebuah satu kesatuan yang terintegrasi dari berbagai unsur pembentuk informasi agar mudah diterima dan diterjemahkan oleh konsumen, harus mencakup berbagai aspek diantaranya keakuratan, relevansi dan tepat waktu. Ketiga hal tersebut mutlak adanya dalam suatu sistem informasi karena akan sangat mempengaruhi penilaian konsumen terhadap informasi yang dibutuhkannya. Basis data sebagai aspek mendasar dari sistem informasi harus diolah dengan maksimal agar penyajiannya lebih menarik khususnya dalam tekhnologi informasi yang senantiasa melibatkan komputerisasi yang saat ini sudah didukung oleh berbagai fasilitas Data Base Management System (DBMS), baik SQL, MySQL, Oracle atau aplikasi-aplikasi komputer yang lain. II. TUJUAN DBMS DAN ADMINISTRATOR BASIS DATA Mendapatkan data spesifik dalam sebuah format yang mempertemukan informasi dengan user yang berbeda sama sekali merupakan unsur yang berlainan. Adapun poin yang sangat penting mengenai basis data ialah bahwa data dan basis data haruslah menyatu dan saling berhubungan dengan data yang lain menggunakan field-field kunci guna mempertemukan kepentingan user. Beberapa analis mencoba mempertemukan beberapa kepentingan tersebut dalam lingkungan pemprosesan file secara tradisional. Beberapa yang lain menggunakan DBMS (Data Base Management System) seperti sebagian besar perusahaan yang lebih memilih bekerja dengan DBMS khususnya bagi seorang administrator basis data yang menginginkan data lebih terstruktur dan terpelihara. A. Administrator Basis Data Dalam lingkungan pemprosesan file tradisional, pengitegrasian data dikerjakan dengan program-program yang tidak terintegrasi oleh programer-programer yang individual. Cukup lama, orang-orang tidak melakukan komunikasi dengan yang lain untuk mendiskusikan struktur data yang terbaik untuk organisasi mereka. Bahkan, struktur data individual untuk satu aplikasi atau kumpulan aplikasi. Sebuah lingkup basis data harusnya mempunyai satu orang atau sekelompok orang, dalam bagian struktur basis data untuk menangani administrasi basis yang biasa disebut administrator basis data. Administrator basis data bertanggung jawab untuk bekerjasama dengan analis dan user-user guna melengkapi berbagai tugas seperti mendefinisikan data, pemodelan data, disain basis data, menjamin keserasian integritas data, memonitor efisiensi basis data dan mengevaluasi perbedaan teknologi DBMS. Realitas menunjukkan bahwa pemberian kewenangan terhadap seorang khusus sebagai admin basis data sangat menambah efektivitas dari kinerja DBMS. B. Komponen Software DBMS Sistem manajemen basis data ialah sekumpulan program yang didisain khusus untuk mendeskripsikan, melindungi, dan mengakses basis data serta mengakhiri keterbatasan pemprosesan file tradisional. Jika suatu basis data didisain, diimplementasikan, dan dipelihara dengan benar , sebuah DBMS bisa membantu suatu organisasi guna memudahkan kemungkinan merespon dan mengganti informasi-informasi yang diperlukan. Sebuah DBMS mempunyai dua komponen software utama: 1. Sistem Kontrol Basis Data (SKBD), software ini menjadi interface program aplikasi user untuk mengambil data dari data base. Proses memperoleh data seperti baca dan tulis diperintah dari program. Isi dalam software tersebut adalah bahasa manipulasi data (Data Manipulation Language/DML). 2. Sistem Penyimpanan Basis Data (SPBD), software ini memanipulasi file-file data yang diperlukan untuk data yang akan dimasukkan dalam data base. Hal ini untuk menyeimbangkan dan menjaga semua organisasi data dan link antara data-data tersebut. Isi sistem penyimpanan basis data ini adalah bahasa pendefinisian data (Data Definition Language/DDL). Bahasa ini merupakan kosa kata untuk mendefinisikan basis data yang berisi terminologi pendefinisian record, fields, field-field kunci, dan hubungan antara record. SKBD dan SPBD diatas bekerjasama menyediakan semua fungsi DBMS agar efisien dan efektif . III. LINGKUP KERJA DAN TEKNIK PENDIAGRAMAN UNTUK MEMAHAMI LEVEL-LEVEL BASIS DATA DAN HUBUNGANNYA Lingkup kerja dikembangkan pada tahun 1975 oleh Standards Planning and Requirements Committee (SPARC) dari American National Standards Institute (ANSI) yang direferensikan oleh keduanya untuk basis data. Bersama hal ini juga sebagai satu kesatuan adalah teknik pendiagraman Bachman yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan basis data yang saling terkait. A. Lingkup Kerja Menunjukkan Level-Level data dalam Basis Data Level-level data ditunjukkan oleh tabel dibawah ini No Level Data Level Pengguna Deskripsi 1 Level External User lanjut dan programmer aplikasi Menampilkan orientasi basis data kepada user sistem. Level ini temasuk subskema 2 Level Konsep Admin basis data dan programmer aplikasi Menampilkan semua basis data. Level ini termasuk skema 3 Level Internal Admin basis data dan programmer sistem Menampilkan hubungan antara satu kesatuan basis data. Level ini termasuk Link 4 Level Organisasi Fisik Programmer sistem Menampilkan layout data fisik pada media penyimpan sekunder. Level ini termasuk Organisasi data 1. Level Data Eksternal 1.a. Sub Skema dan Bahasa Manipulasi Data Suatu DBMS memperbolehkan sub skema yang berbeda digunakan ketika menulis program atau ketika selesai melakukan penyelidikan online terhadap bahasa manipulasi data. Model referensi ANSI/SPARC tidak didisain untuk standarisasi pada bahasa manipulasi data dari DBMSs. Hanya saja, model referensi ini menunjukkan suatu jalan yang harus ditempuh user sistem untuk menampilkan data. 1.b. Struktur Bahasa Query Suatu model data dari berbagai jenis jarang digunakan tanpa sebuah fasilitas kemudahan bahasa untuk merepresentasikan dan memanipulasi pemodelan data tersebut. Model relasi dan beberapa variasinya ada yang didasari atas kumpulan teori dan bahasa formal yang disebut relasi Aljabar, tetapi walau bagaimanapun keistimewaan ini hanya bagi user lanjut karena banyak orang yang tidak mahir dalam bahasa formal ini. SQL (Struktured Query language) telah dikembangkan untuk mengantisispasi hal tersebut karena lebih praktis, seperti bahasa inggris. Tetapi logika dari struktur bahasa query adalah logika dari kumpulan teori dan relasi Aljabar yang pada realitasnya masih penting untuk dikuasai. B. Teknik Diagram yang Berhubungan erat dalam Satu kesatuan Teknik diagram ini terbagi menjadi tiga elemen yakni satu kesatuan, hubungan, dan atribut, dimana konstruksi dari ketiganya merupakan konsep yang independen bebas dari mekanisme ketidakleluasaan fisik. Kotak merepresentasikan entitas sedangkan segitiga dan garis yang berhubungan menunjukkan keterkaitan. C. Teknik Diagram Bachman Teknik diagram ini menggunakan tiga hal yaitu : 1. Entitas lain yang ditampilkan pada kotak horisontal, misalkan isi data base dari sebuah universitas meliputi : Jadwal kelas, fakultas, mahasiswa, dan ruangan. Ditentukan bahwa atribut data didasarkan pada entitas yang dikumpulkan dalam satu kelompok dan ditempatkan pada kotak horisontal yang berdekatan. Misalkan jadual kelas isinya adalah : nomor kelas, seksi, nomor fakultas, pendaftaran, nomor ruangan, hari dan waktu pertemuan. Nama isi yang disajikan tadi adalah atribut data pertama sehingga tidak ada entitas yang memiliki nama yang sama. 2. Kunci Utama diberi garis bawah. 3. Hubungan erat antara entitas-entitas yang ada ditunjukkan dengan garis-garis, garis dan panah digunakan pada diagram untuk menunjukkan bagaimana keterkaitan dan hubungan antara entitas yang bisa dikaitkan dengan tiga cara yang berbeda yakni, satu ke satu entitas, satu ke banyak entitas, atau banyak ke banyak entitas 2. Data Level Konsep Level ini mempunyai dua tujuan :  Untuk merepresentasikan kebutuhan akan data yang lengkap dan akurat  Mengembangkan kemudahan untuk memahami skema bagi user, programer, atau orang yang akan memelihara struktur basis data tersebut. Pemodelan merupakan suatu cara untuk memvisualkan keterkaitan data yang abstrak dalam sebuah data base. Pada level konsep ada tiga model data utama yang digunakan untuk merepresentasikan keterkaitan data, yaitu 1.a. Model Data Hirarki Model ini sudah cukup dikenal dimana data direpresentasikan sebagai pohon yang terstruktur dari atas kebawah dan saling berhubungan. Simpul paling atas adalah root. Model ini sekaligus paling mudah dipahami oleh pengguna data base pada umumnya tetapi model ini kurang bisa merepresentasikan data base yang kompleks. 1.b. Model Data Jaringan Kerja (NetWork) Suatu data model jaringan kerja bisa menjadi simpel juga bisa kompleks. Pemodelan kompleks digunakan untuk menunjukkan semua kemungkinan hubungan keterkaitan yang ada antara entitas dalam suatu basis data, tetapi model ini bisa menjadi sulit dipahami karena banyaknya, karena akan terlihat sebuah model jaringan menjadi sangat begitu kompleks dan komprehensif. 1.c. Model Data Relasional Model ini dapat menggambarkan semua hubungan antara entitas sekaligus relatif lebih mudah dipahami. Sebuah relasi merupakan tabel dua dimensi yang merepresentasikan setiap entitas. Setiap kolom menggambarkan atribut data sedang setiap baris merepresentasikan sebuah record. 3. Level Data Internal 1.a. Pengurutan File-file Suatu standarisasi sekuensial file merupakan satu cara yang sederhana untuk mengumpulkan data. Seperti gambaran dua entitas universitas yaitu JADUAL KELAS DAN ANGGOTA FAKULTAS, dijadikan kedalam dua bagian file sekuensial. Dua file tidak bisa menepati deret yang sama dalam satu waktu untuk itu perlu pemecahan lain, yang biasa ialah dengan mengurutkan file-file untuk laporan pertama, selanjutnya mengurutkan file-file tersebut kembali dan menjadikannya laporan kedua 1.b. Link List Link list menggunakan ekstra penamaan field yang disebut pointer untuk mengumpulkan record-record. Pointer field berisi nomor record relatif dari record berikutnya pada tampilan tersebut. Suatu nomor record relatif adalah nomor record permulaan dari awal suatu file. Pointer link record dinamakan bersama-sama dalam deret nomor kelas. Setiap nomor link dapat dimasukan untuk merepresentasikan deret logika yang berbeda dari suatu data. 1.c. Inverted List Satu dari bagian belakang link list diproses dengan cepat ini membutuhkan waktu yang lama untuk mencari record-record yang berhubungan sebelum menemukan record yang lebih spesifik. Metode lain link data adalah inverted list untuk mempercepat proses pencarian tersebut 4. Pendekatan Terhadap Analisis Data Seorang sistem analis menentukan data apa saja yang diperlukan oleh sebuah organisasi. Selain itu ia juga menentukan bagaimana data-data tersebut dihubungkan secara bersama-sama. Analisis data bukanlah pekerjaan yang mudah karena seorang analis harus mengantisipasi keperluan masa depan suatu organisasi dan mengkreasikan suatu basis data agar lebih fleksibel untuk di update sewaktu-waktu. Oleh karena itu dua dasar pendekatan pada analisis data adalah berorientasi pada proses dan berorientasi pada informasi. 1.a. Pendekatan Berorientasi Proses Pendekatan ini bekaitan dengan aliran data dari kumpulan proses yang spesifik dimana keluarannya diuji dan memproses aplikasi untuk mendeterminasikan data yang diinginkan dari suatu sistem. Yang harus diperhatikan dalam menggunakan pendekatan ini adalah pada : semua laporan yang sudah tersedia, layar tampilan, kalkulasi, keputusan yang diperlukan untuk suatu aplikasi. Field-field data diidentifikasikan dan format-format recordnya di kendalikan. Pendekatan ini bekerja sangat baik jika seorang sistem analis mengetahui lebih lanjut output dari suatu sistem. Pendekatan ini juga sangat cocok untuk aplikasi akunting. 1.b. Pendekatan Berorientasi Informasi Seorang sistem analis yang menggunakan pendekatan ini bersama-sama user mendeterminasikan apakah suatu data layak menjadi bagian dari basis data. Selanjutnya seorang analis mengidentifikasikan isi data dan harus diupayakan dapat menghasilkan sebuah struktur yang mudah dimodifikasi, meminimalisasi kelebihan data, dan dapat dihubungkan bersama-sama apabila diperlukan IV. KESIMPULAN Demikian urgennya suatu sistem informasi sehingga memerlukan perangkat-perangkat pendukung kompleks yang terintegrasi satu sama lain seperti administrator, programer, analis, software, hardware, sistem struktur aliran data serta DBMS itu sendiri. Perangkat-perangkat diatas diharapkan dapat memaksimalkan hasil dari suatu kinerja penyusunan basis data sehingga manajemennya dapat dioptimalkan. DBMS sebagai suatu metode terstruktur merupakan teknik yang lebih modern untuk menangani kompleksipitas permasalahan penanganan basis data agar semua data yang terintegrasi didalamnya dapat dengan mudah diakses atau bahkan dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh pihak pengguna informasi. Selain itu penting juga bagi administrator dan kesinambungan keja serta masa depan sebuah organisasi yang menginginkan penanganan data base mereka lebih profesional dan up to date apalagi ditengah persaingan pasar global yang menuntut kinerja yang kompetitif dari berbagai lembaga dan perusahaan apabila ingin tetap eksis ditengah era teknologi informasi yang semakin menuntut respon dan aksi yang lebih cepat. Sistem informasi yang bagus identik dengan penanganan basis data yang baik untuk itu perlu orientasi pengolahan basis data sesuai dengan kebutuhan artinya akan lebih baik apabila suatu planing disusun untuk mengolah basis data tersebut agar lebih mudah dibuat menjadi informasi yang tidak terlepas dari prinsip relevansi, aktual, dan tepat waktu. SUMBER: INTERNET

0 komentar: